Friday, February 24, 2006

Aku Mencintai Pacar Temanku..!!!

Romo, saya mencintai pacar teman saya, dan ternyata dia juga sama. Akhirnya, kami diam-diam berpacaran, tanpa diketahui teman saya. Dengan alasan waktunya belum tepat dan tak tega, pria itu tidak memutuskan teman saya.
Akibatnya, saya selalu dihantui rasa bersalah dan bingung, seandainya hubungan kami diketahui, siapa yang akan saya pilih, teman atau pacar saya? Dosa atau tidakkah hal itu?
Alya, Solo.

Alya yang terkasih.
Hal semacam ini memang sering terjadi dalam dikalangan pergaulan anak muda kita sehari-hari. Seseorang bisa jadi jatuh cinta pada teman pacar saya. Orang Jawa bilang ‘witing tresna jalaran saka kulino’ (Rasa sayang tumbuh karena kebiasaan sering bertemu). Mungkin hal itu menjadi salah satu sebab tumbuh dan bersemi cinta itu. Selain memang banyak faktor lain yang membuat seseorang jatuh cinta.
Menjawab kasus yang sedang anda hadapi sekarang ini, pertama-tama harus dilihat dari sisi makna suatu persahabatan. Kalau bagi anda persahabatan adalah suatu nilai yang mempunyai makna tinggi, maka apa yang sekarang anda lakukan boleh dikatakan sebagai ‘mengkhianati’ persahabatan. Letak ‘pengkhianatan’ itu adalah bahwa saling percaya yang selama ini anda bina berdua menjadi kandas, karena anda tidak jujur dengan diri anda dan teman anda. Anda bermain ‘api’ dibelakang punggung teman anda. Anda bermain cinta dengan pacar teman anda secara diam-diam. Oleh karena itu saya bisa mengerti bahwa anda dihantui perasaan bersalah.
Anda dalam situasi yang serba salah, karena anda dihadapkan pada dua pilihan yang mempunyai nilai sama. Pilihan anda selalu mempunyai resiko; yakni kehilangan persahabatan atau pacar. Maka anda menjadi bingung. Nasehat praktis yang bisa saya katakan adalah ukurlah dan pertimbangkan keputusan anda berdasarkan nilai persahabatanmu. Kalau anda merasa bahwa persahabatan dengan teman anda ini menjadi nilai yang utama, maka anda harus berani memutuskan hubungan dengan pacar teman anda ini. Dan ini berarti bahwa anda harus berani menerima kenyataan akan kehilangan ‘pacar’ anda ini. Dan bila anda meneruskan hubungan dengan ‘pacar’ anda ini, maka anda akan kehilangan bersahabatan dengan teman anda ini. Bisa jadi anda akan mendapat ‘nama’ yang tidak baik dihadapan teman-teman anda, karena anda akan di cap ‘merebut’ pacar teman anda. Jadi tidak ada pilihan. Ada dosa dibalik dari tindakan ini, karena anda berbohong dan tidak jujur dengan teman anda. Dan akibat dari dosa ini adalah membuat anda menjadi tidak tenang, bersalah dan bingung.
Kemungkinan lain bisa anda buat adalah jalan tengah, jalan kompromi dan jalan damai. Tetapi ini mengandaikan bahwa persahabatan anda dengan teman ini dalam dan dekat. Dalam level “a friend indeed is a friend in need”. Maka nasehat saya, anda dan teman anda harus memuutuskan hubungan dengan ‘pacar’nya itu. Jadi dua-duanya tidak ‘memiliki’, dan persahabatanmu dengan temanmu tetap langgeng. Sekali lagi hal ini hanya mengandaikan bahwa anda sungguh berteman akrab, ada saling keterbukaan dan kejujuran diantara anda berdua. Maka anda harus ‘curhat’ atau ‘sharing’ dengan teman anda mengenai apa yang terjadi dengan anda. Secara jujur saya katakan hal ini tidak akan mudah, membutuhkan keberanian. Namun ada akan terhindar dari dua resiko diatas. Ini adalah ‘win-win solution’.
Saya kira hanya ini yang saya bisa katakan, kebijaksanaan anda sangat diperlukan untuk memutuskan jalan mana yang akan anda tempuh. Jangan lupa melibatkan Tuhan dalam perkara-perkara yang ‘berat’. Dan saya yakin bahwa ‘everything is possible before God’. Doaku dan berkatku menyertai anda.
Salam dan doa
MoTe

1 comment:

Bahrul said...

sama kayak ceritaku bro :)