Saturday, February 25, 2006

Istri saya mulai aneh-aneh

Romo Teja yang baik. Saya seorang suami dan ayah dari dua orang anak. Sudah 20 tahun saya menikah dengan istri saya yang sekarang ini. Dua anak saya sudah bujang gadis. Anak saya yang pertama kini berusia 20 tahun, karena istri saya hamil sebelum kami menikah. Sebagai seorang suami saya sangat mencintai istri saya. Istri saya juga sangat mencintai saya dan anak-anak saya. Namun yang saya cemaskan akhir-akhir ini adalah istri saya yang mulai bersikap aneh-aneh. Misalnya, ia kurang peduli sama saya. Ia sering mengambil keputusan sendiri terhadap hal-hal yang berisiko tinggi tanpa membicarakannya dengan saya dan anak-anak.
Lantas hal yang membuat saya agak jijik adalah dia mulai berdandan menor-menor, padahal dulu tidak seperti ini. Dulu dia lebih membiarkan diri tampil alami hanya dengan sedikit sapuan kosmetik. Saya sudah menanyakan keanehan ini kepadanya, tetapi ia malah cuek. Ia tidak memberi jawaban atas pertanyaan saya. Malahan anak saya yang pertama yang sudah gadis itu sering mengeluhkan tingkah laku aneh ibunya. Ini ada apa? Saya cemas akan hal ini. Saya tidak ingin dia minggat dari rumah. Romo, apa yang mesti saya dan anak-anak saya buat? Mengapa tingkah laku istri saya berubah begitu drastis? Salam dalam Kristus,

Johan di Jambi

Bpk Johan yang terkasih;

Terima kasih banyak atas surat dari Jambi. Jawaban saya ini menjadi pembuka kolom konsultasi di “Komunio’ yang untuk beberapa waktu tidak muncul. Pertama-tama saya ikut bersyukur atas kebahagiaan dan kesetiaan yang bapak alami dalam membina bahkatera keluarga selama dua puluh tahun. Apalagi anda berdua menjalani kehidupan keluarga ini atas dasar saling mencinta.
Membaca dan merenungkan isi surat anda, saya menangkap beberapa point yang menjadi kekuatiran anda, antara lain anda merasa bahwa ‘dia kurang penduli’ sering mengambil keputusan sendiri’ dan mulai ‘berdandan menor-menor’. Dan anda melihat semua ini merupakan suatu keganjilan sikap yang mencemaskan, karena sebelumnya dia tidak pernah melakukan yang demikian.
Dari kejadian diatas ini saya bisa mengatakan bahwa sikap aneh-aneh dari istri anda ini merupakan suatu bentuk expresi untuk mencari perhatian dari sang suami. Hal ini terjadi karena ada suatu harapan yang tidak bisa terpenuhi atau tidak mampu diungkapkan. Dengan kata lain, istri anda mempunyai suatu harapan, tetapi harapan itu tidak pernah dikatakan. Semua itu disimpan didalam hatinya dengan mengandaikan diri bahwa sang suami harus mengetahui dengan sendirinya, jadi tidak perlu dikatakan. Dalam hal ini istri anda ‘hidup’ dalam pengandaian, bahwa tanpa dikatakan, mengharap sang suami sudah mengetahuinya. Dia membiarkan ‘expectation’ ini berdiam diri dalam hatinya. Namun karena tidak mendapat jawaban dan tidak dipahami, maka muncullah dalam bentuk sikap yang aneh-aneh. Ada rasa kecewa yang mendalam. Ada suatu kebosanan dalam gaya hidup sebelumnya. Dalam suasana gundah ini, dia mengalami suatu tindakan yang sebenarnya dia sendiri tidak merasa ‘in dan sreg’. Karena ini bukan ‘style’ dia, tetapi merupakan suatu ekpresi ketidak puasan terhadap; bisa jadi diri sendiri, suami atau keluarga. Ini merupakan suatu bentuk protes dari ‘expectation’ yang tidak terpenuhi.
Kemungkinan ke dua adalah bahwa istri anda sedang dalam masa ‘pubertas’. Suatu keinginan bahwa sadar muncul kepermukaan. Ada hal-hal yang dulu tidak pernah dialami, namun menjadi keinginan dan terus ditekan bahwa sadar, sekarang ini muncul. Sebenarnya semua ini merupakan suatu expresi untuk mencari perhatian.
Kalau hal ini terus berlangsung anda memang perlu merasa cemas, karena bisa-bisa istri anda ‘lari dari rumah’, karena yang dicari dan harapkan di dalam rumah tidak ditemukan lagi. Lalu apa yang harus anda lalukan? Satu hal yang perlu selalu disadari dan diperbaharui terus-menerus dalam kehidupan keluarga adalah ‘membangun relasi suami’ istri. Ini unsur penting dan pokok, tetapi banyak keluarga yang mengabaikannya. Kiranya perlu disadari, bahwa relasi itu tidak begitu saja bisa terjadi hanya karena ‘kesatuan badan’, tetapi harus dibina. Dari kejadian yang dialami oleh istri anda, saya menduga bahwa ada ‘sesuatu’ yang hilang dalam ‘ritme’ kehidupan keluarga anda. Mungkin selama ini anda terlalu sibuk dengan pekerjaan anda, tidak mempunyai banyak waktu lagi untuk hal-hal yang dulu menjadi kebiasan keluarga. Masihkah anda mempunyai waktu-waktu ‘romantis’ yang mungkin dulu menjadi kebiasaan anda berdua?
Untuk mengetahui apa itu, menurut hemat saya, pertama-tama anda harus mencari waktu untuk merenung dan merefleksikan kembali perjalanan hidup perkawinan anda. Setelah anda merasa menemukan ‘hal-hal’ yang hilang, carilah waktu yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati kepada istri anda. Saya mengatakan berbicara ‘dari hati ke hati’, ini berarti suatu hal yang khusus dan membutuhkan suatu persiapan. Jadi bukan bertanya ‘mengapa’ dan ‘mencari jawaban’ dari sikap aneh-aneh istri anda, tetapi lebih merupakan ‘sharing’ sebagai suami istri. Ini merupakan kesempatan untuk berbagai pengalaman bersama sebagai suami istri. Dengarkanlah apa yang ada didalam hati istri anda dan pahami. Ingat pepatah yang mengatakan ‘a man from Mars and a woman from Venus’, artinya ada suatu perbedaan kepribadian yang seringkali tidak bisa dipertemukan antara pria dan perempuan. Perbedaan inilah seringkali menimbulkan kesalah-pahaman dan konflik, bahkan perpecahan. Apa yang menurut anda begitu sederhana dan sepele, bisa jadi itu menjadi begitu penting dan besar bagi istri anda. Maka jangan heran, bila anda menjadi begitu kaget menemukan istri anda menjadi ‘orang asing’ dalam hidup anda, walaupun sudah hidup bersama selama dua puluh tahun. Tetapi kalau perbedaan itu disadari, dipahami dan diterima, maka akan menjadi kekayaan yang luar biasa. Bahkan bisa menjadi sumber kebahagiaan dan kedamaian.
Selain beberapa hal diatas ini, kiranya baik bila anda mencari waktu yang tepat untuk ‘berlibur’ berdua. Saya mengatakan berlibur, bukan berarti harus ikut ‘tour’ keluar negari dengan mengeluarkan biasa banyak. Libur disini lebih menekankan ‘moment’ yang memberi kesempatan pada diri anda berdua untuk menikmati ‘situasi yang berbeda’ dari rutinitas dirumah. Bisa jadi libur ini bisa diisi dengan retret pasutri. Libur di sini lebih memberikan kesempatan yang leluasa untuk berdua.
Kiranya cukup sekian dulu, anda mempunyai alasan untuk kuatir bahwa ‘istri anda akan lari dari rumah’, bila anda tidak berbuat apa-apa. Tetapi bila anda yakin bahwa anda berdua saling mencintai bahkan sangat mencintai, maka tidak ada alasan untuk kuatir, karena anda pasti tahu apa yang harus diperbuat oleh mereka yang saling mencintai. Oleh karena itu, jangan lupa untuk berdoa dan ke Gereja bersama, saya yakin bila anda tetap dalam naungan kasihnya, masalah yang anda hadapi sekarang ini bisa menjadi ‘garam hidup’ yang memberi rasa enak dalam kehidupan keluarga anda. Berkat Tuhan melimpah, dan salamku untuk istri anda.

Salam dan doa
Rm. Teja Anthara SCJ

1 comment:

Unknown said...

SLAMAT MALAM DAN SALAM SEJATRA NAMA SAYA : FABIANUS PEDI SAYA SUDAH BERUMAH TANGGA KURANG LEBIH 5 TAHUN DAN SUDAH MENIKA, MEMILIKI 2 ORANG ANAK SATU CEWEK DAN SATUNYA COWOK DISINI SAYA INGIN CURHAT KEHIDUPAN KELUARGAKU,YANG PERTAMA SAYA MEMILIKI USAHA WARNET DAN GURU HONORER DI SALAH SATU SEKOLAH SMPN SATAP,KETIKA SAYA KELUAR RUMAH ATAU KEMANA AKU PERGI ISTRIKU SELALU MENCURIGA BAHWA SAYA PERGI SELINGKU,ITU YANG MENJADI SAYA KESAL DAN TERLIBAT PERKELAIHAN YANG TIDAK BISA DI BENDUNG DAN ISTRI SELALU MENCACI MAKI BAIK SAYA PRIBADI MAUPUN KELUARGA SAYA ITU YANG MEBUAT SAYA KESAL......... MOHON PECAHKAN MASALAHNYA? TKS!