Friday, February 24, 2006

“Dulu Cinta, Sekarang Benci”

Saya dulu pernah ikut pelayanan rohani di salah satu gereja. Di gereja itu saya kenal dengan seorang gadis dan kami berpacaran. Setelah berpacaran sekian lama hubungan kami pun putus. Setelah itu saya jadi benci sama dia. Tiap kali saya datang ke gereja untuk pelayanan selalu ada dia. Saya mau tetap ikut dalam pelayanan tetapi saya sulit menghilangkan rasa benci saya sama gadis itu. Apa yang saya harus lakukan?

Philips, Paroki St. Andreas – Kedoya Jakarta Barat


Sdr. Philips yang terkasih;
Orang bijak bilang ‘batasan antara cinta dan benci itu tipis sekali’. Banyak orang yang mengalami putus cinta menjadi ‘anti pati’ atau benci dengan orang yang pernah dicintai. Mengapa…? Secara singkat saya boleh mengatakan karena cinta itu ‘misteri’. Sesuatu yang sulit untuk dimengerti dan dijawab secara tuntas berdasarkan pada akal budi kita. Mungkin karena Allah adalah cinta, sehingga sulitlah untuk mengerti Allah secara tuntas dalam cinta yang terwujud dalam diri manusia lewat apa yang disebut emosi atau perasaan. Cinta bagaikan pedang tajam bermata dua. Disitu pihak cinta sungguh bisa membawa manusia hidup bahagia, tetapi dilain pihak cinta bisa membawa penderitaan.
Para ahli olah cinta mengkategorikan cinta dalam tiga tingkatan, yakni ‘eros, cinta dan agape’. Secara singkat sekali saya boleh mengatakan bahwa ‘eros’ adalah daya tarik antara laki-laki dan perempuan yang disebabkan oleh perbedaan ‘gender’ atau jenis kelamin. Cinta adalah suatu perasaan kasih yang begitu kuat terhadap seseorang yang bisa menimbulkan rasa romantis dan ketertarikan seksual. Perasaan kasih ini yang memampukan seseorang bisa ‘memberi dan menerima’ dan menyatukan hidup mereka. Cinta ini bisa murni, tetapi juga bisa palsu karena pengaruh ‘eros’ yang begitu kuat, sehingga aspek daya kertarikan seksual lebih dominan. Sedangkan ‘agape’ adalah cinta kasih yang ilahi, murni dan abadi. Cinta ini yang membuat orang bisa hidup bersama seumur hidup. Agape inilah yang memampukan manusia rela berkorban dan mati bagi orang lain. Disinilah ada pepatah mengatakan bahwa ‘cinta itu tidak harus memiliki’. Cinta kasih ini sangat ilahi, dan bersumber pada cinta kasih Allah sendiri. Contoh ‘agape’ yang paling nyata adalah Jesus Kristus kepada umatNya.
Lalu apa hubungannya dengan ‘rasa cinta yang berbalik benci’ yang sedang anda alami? Untuk memahami perasaan yang sekarang ini sedang dialami anda, saya menempatkan dalam kontek tingkat pengertian diatas, sehingga anda bisa mengatasi masalah ini dengan lebih tepat. Cinta yang berbalik benci ini disebabkan oleh putusanya hubungan anda dengan pacar anda. Perasaan benci itu muncul karena anda mungkin merasa disakiti, atau merasa gagal mengambil dan memadukan cinta anda. Dan sangat mungkin bahwa kebencian itu muncul karena anda tidak mampu menerima kenyataan bahwa akhirnya cinta berdua anda kandas dijalan. Harapan dan masa depan yang anda renda bersama dalam cinta akhirnya ‘pupus’.
Putus cinta memang menyakitkan. Karena saat itulah seluruh emosi kita terlibat dan berbagai macam perasaan muncul. Munculnya berbagai macam perasaan yang tidak menyenangkan menimbulkan derita. Derita yang berkepanjangan akan menimbulkan anti pati, benci dan dendam. Semua perasaan itu akan muncul kembali kepermukaan bila anda ingat akan peristiwa kegagalan itu. Ketidakmampuan menerima kenyataan bahwa anda gagal dalam bercinta membuat kita mencari ‘kambing hitam’ yakni orang yang sebelumnya anda cintai. Karena dialah yang menjadi penyebab derita kasih yang anda alami. Tempatkan cinta anda dalam tiga kategori diatas, dimanakah taraf cinta anda waktu itu.
Beberapa anjuran praktis ini mungkin bisa membantu mengatasi kebencian anda terhadap ‘mantan’ pancar anda. Pertama adalah bahwa anda harus berani menerima kenyataan bahwa anda gagal membina cinta dengan mantan pacar anda itu. Dengan kata lain bahwa anda harus menerima kenyataan bahwa anda putus cinta dengannya. Putus cinta adalah sesuatu yang normal dan wajar dalam dunia berpacaran. Carilah nilai atau aspek positifnya dari peristiwa pernah putus cinta. Mitos cinta pertama adalah cinta yang paling suci itu tidak sepenuhnya benar. Yang benar adalah bahwa cinta itu tidak harus memiliki. Karena cinta yang sejati adalah ‘take and give’ dalam segala aspek kehidupan. Tidak perlu mengungkit-ungkit kembali masalahnya. Karena biasanya kita cenderung sulit melupakan sebab dari putusnya cinta dari pada menerima kenyataan bahwa hubungan itu telah putus. Akibatnya kita terus dihantui oleh perasaan marah dan menyalahkan.
Hal kedua yang sangat penting adalah ‘keberanian dan kerendahan hati’ untuk mampu mengampuni. Kalau anda bisa mengampuni dia atau dia mengampuni anda, maka kebencian itu akan sirna. Pengampunan itu mempunyai daya yang luar biasa. Kebekuan dan kekakuan karena salah paham bisa pecah karena keterbukaan kita untuk berani menyapa dan mengampuni. Pernahkah anda datang minta maaf kepadanya. Kalau seandainya tidak ada keberanian dalam diri anda untuk datang bertatap muka, gunakan sarana lain, misalnya dengan menulis surat. Gengsi dan kesombongan diri adalah racun bagi kerendahan hati. Hilangkan rasa gengsi dan kesombongan anda, datang dan minta maaf. Saya merasa yakin bahwa anda mengetahui banyak kepribadian mantan pacar anda itu. Hal ini akan membantu anda untuk mencari waktu dan kesempatan yang tepat untuk berbicara secara pribadi dengannya.
Ambil langkah kongkrit datang dan berbicara kepadanya. Minta maaf dan pengampunan yang ada minta dan berikan akan membuat kebencian sirna dari diri anda. Percayalah kuasa kejahatan itu hanya bisa dikalahkan dengan kasih. Kiranya cukup sekian doaku menyertaimu danTuhan memberkatimu.

Salam dan doa
MoTe

1 comment:

Unknown said...

Excellent information and facts. Only real difficulty I was basically receiving was viewing the pics. No idea exactly why.
obat kutil pada kelamin pria dan wanita paling ampuh anabaptistblog.blogspot.com